Divine
Thrash Metal
Jakarta, Indonesia
1 Warzone
00:012 Black Solid
01:293 Long Live Thrash Metal
05:354 We Are The Revolution
09:275 Up The Horns
14:136 Prequel Of Mass Murder Maniac
19:027 Afterwar
22:448 Toxical Land
26:259 Creature Inside
31:0110 Debris
35:03FB Page
https://www.facebook.com/DIVINEthrashDedy Headbangers | Info
Blog
http://dedyheadbangers.blogspot.co.id/Facebook
https://www.facebook.com/DedySchizoph...Twitter
https://twitter.com/dedynmusicInstagram
https://www.instagram.com/dedyheadban...DIVINE terbentuk pada bulan Januari tahun 2001 oleh Ucokk Tampubolon di Jakarta. Nama DIVINE diambil dari salah satu titel lagu band hip metal Amerika, Korn. Formasi DIVINE di awal kemunculannya adalah Ucokkk (guitar), Ino (drum), Jimmy Pitstop (vocal), Beamy (bass). Awalnya, DIVINE mengusung genre Groove-Metal.
Di pertengahan tahun 2004, DIVINE bergabung dengan Kompilasi "Strip Hitam" (apresiasi untuk Perjuangan HAM Indonesia yang di prakarsai oleh mahasiswa/i Universitas Trisaksi, Jakarta) dengan single-nya yang bertitel "Jangan Tindas, Jangan Bungkam"
Setelah sebelumnya merilis album penuh pertama, Anger Thy Giveth pada 2008 silam, akhirnya band thrash metal asal Jakarta ini merilis album terbaru mereka yang bertitel Long Live Thrash Metal. Album ini memakan waktu yang cukup lama dalam pengerjaannya dikarenakan banyak hal terjadi hingga akhirnya telah dirilis pada awal 2015 lalu.
Album ini sekaligus menjadi warisan terakhir dari gitaris sekaligus pendiri Divine, Ucok Tampubolon, yang tutup usia pada 7 Agustus silam karena tumor otak yang dideritanya sejak 2011.
Selama pengerjaannya, Divine banyak mengalami perubahan personel yang cukup signifikan, Aji masuk menggantikan Indra pada vokal, Heyckel masuk memperkuat "divisi" gitar, hingga akhirnya Ino (drummer) memutuskan untuk mengundurkan diri dan digantikan oleh Erlangga (EQ) pada awal 2014. Ben juga akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri di akhir 2014 untuk lebih fokus pada pekerjaannya.
Berbeda dengan album sebelumnya, Long Live Thrash Metal lebih fokus pada gaya old school thrash metal. Kali ini Divine menyuguhkan musik yang lebih mentah, berkecepatan tinggi dan banyak harmonisasi gitar antara Ucokk dan Heyckel yang makin identik dengan gaya "sekolah lama" dengan ciri khas solo gitar yang bergantian dan berbarengan. Suara-suara koor pun menghiasi hampir semua track di album ini. Sedikit banyak, di album ini Divine terpengaruh oleh legenda Thrash Metal seperti Slayer, Testament hingga Metallica.
Total lagu di album Long Live Thrash Metal ini ada 8 lagu dan 2 instrumental sebagai intro dan outro. Pada dua lagu di album ini yang berjudul "Up The Horns" dan "Prequent Mass Murder" menghadirkan Rega Vanjiwara (Besok Bubar) sebagai drummer.
Dari segi artwork, Divine ‘menegaskan’ tema sesuai dengan titel album. Sebagian besar lirik lagu yang ada terkait dengan sosial, kemanusiaan hingga lagu yang menjadi simbol kecintaan Divine pada musik thrash. Di album ini, Divine dinaungi oleh Hitam Kelam Records yang sudah banyak merilis album-album band underground Indonesia. Album ini didedikasikan untuk Robin Hutagaol (RIP), para metalheads Indonesia maupun internasional dan semua penikmat musik pada umumnya.
Formasi terakhir Divine adalah:
Aji (Vocal), Heyckel (Guitar), Wisnu (Guitar), Erlangga (Drum) dan dibantu oleh Denison ‘Metallic Ass’ di posisi Bass.
Sumber :
http://www.rollingstone.co.id